Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi akibat adanya lathan dan pengalaman dalam artian perubahan yang terjadi karena ada pertumbuhan, untuk bisa di sebut belajar maka perubahan itu menyakut tingkah laku dalam aspek kpribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Maka dari itu Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology : A Realistic Approach memaparkan pengertian belajar dalam bahasa yang singkat yaitu “Learning is the development of new associations as a result of experience”.
Kemudian Cronbach menjelaskan definisi belajar sebagai “ Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. Menurut Cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sendiri; dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan pancainderanya. Maka dari semua definisi tadi kita bisa simpulkan bahwa belajar adalah:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan.
b. Bahwa perubahan itu pada intinya diperolehnya kecakapan baru.
c. Serta perubahan itu terjadi karena ada usaha yang dilakukan
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Telah disebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau keterampilan. Sampai dimanakah perubahan itu terjadi dapat tercapai atau tidak tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhi dari belajar itu sendiri. Adapun faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari dalam diri orangnya tersebut dan faktor yang berasal dari luar orang tersebut atau bisa disebut faktor sosial.
Dari kedua faktor tersebut bisa di jabarkan secara singkat sebagai berikut:
a. Kematangan/ Pertumbuhan
Kita tidak bisa menerapkan begitu saja suatu pelajaran kepada siswa terkecuali memang siswa tersebut sydah pantas dan bisa mencerna dari pada pelajaran yang di sajikan, kita tidak mungkin menggajarkan filsafat yang terkesan rumit dan membutuhkan kecakapan dalam berpikir yang tinggi kepada anak tingkat sekolah dasar. Maka proses belajar harus disesuaikan dengan keadaaan dan pertumbuhan fisik dan mental dari pesertya didik tersebut.
b. Kecerdasan/ Intelejensia
Aspek ini jelas karena tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi juga oleh tingkat kecerdasannya. Karena setiap individu memiliki kecerdasannya masing-masing maka aspek intelejensia mempunyai peranan dalam hal ini.
c. Latihan atau ulangan
Dengan seringnya melakukan sesuatu maka kecakapan dan pengetahuan yang sudah dimiliki dapat menjadi lebih di kuasai dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa adanya latihan atau ulangan terhadap ilmu dan pengalamna yang telah dimliki, lambat laun akan berkurang dan hilang apa yang telah diperoleh.
d. Motivasi
Motif meupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motif dapat mendorong seseorang untuk menguasai berbagai ilmu , tak mungkin seseorang yang ingin menguasai suatu bidang keilmuan tidak memiliki motivasi di dalamnya.
e. Sifat-sifat pribadi seseorang
Setiap orang mempunyai kepribadiannya masing-masing, sifat kepribadian seseorang sedikit banyak turut pula mempengaruhi dari pada proses belajar seseorang, termasuk kedalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
f. Keadaan keluarga
Ada keluarga yang memiliki kemampuan , ada yang berada dalam garis kemiskinan. Maka hal seperti itu dalam keluarga dapat menjadi indikator dari pengaruh belajar yang terjadi pada peserta didik termasuk ketersedian tau tidaknya fasilitas yang menunjang belajar dalam keluarga tersebut.
g. Guru dan cara mengajar
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya metupakan faktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan bagaimana cara guru mengajar dan mendidik siswanya, kesemua itu turut menentukan daripada hasil belajar yang dicapai peserta didik.
h. Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa.
i. Motivasi sosial
Karena belajar itu suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi memegang peranan pula. Jika guru atau orang tua bisa memberikan motivasi yang baik pada anak-anak maka timbullah pada diri anak-anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Anak akan menyadari pentingnya belajar dan tujuan dari pada belajar itu sendiri.
j. Lingkungan dan kesempatan
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelenjensi yang baik, bersekolah di sekolah yang baik, belum tentu pula bisa belajar denagn baik. Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Misalnya karena jarak antara rumah dan sekolah itu terlalu jauh , sehingga perjalannnya menjadi melelahkan,. Banyak pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil baik, akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya . Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-lebih berlaku bagi cara belajar pada orang-orang dewasa.
2. Cara Belajar yang Baik
Tentunya agar tujuan dari pada belajar itu dapat tercapai, maka perlu strategi dan metode yang tepat dalam menjalankan kegiatan belajar tersebut. Rudolf Pintner mengemukakan sepuluh macam metode di dalam belajar, sebagai berikut:
a. Belajar dengan metode yang komprehensif dan menyeluruh, dalam artian belajar dari hal yang paling awal sampai alhir dari sebua kajian dan dipelajari secara mendalam.
b. Belajar menggunakan metode pendalaman dalam aspekatau bagian tertentub saja yang dianggap penting dan memerlukan pemahaman yang kuat dalam mengkajianya.
c. Metode campurn antara metode belajar keseluruhan dan bagian, metode ini sangat baik untuk mengjakji suatu masalah yang memiliki kajian luas atau sulit.
d. Metode resitasi yang dalam hal ini berarti mengulangi sesuatu yang telah dipelajari. Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran yang bersifat verbal maupun nonverbal.
e. Menentukan jangka waktu dalam belajar, dari hasil-hasil penelitian ternyata bahwa jangka waktu belajar yang produktif seperti menghafal, mengetik, menulis dan lainnya adalah berkisar antara 20-30 menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar yang benar-benar memerlukan konsentrasi justru relatif kurang atau malah tidak produktif.
f. Pembagian waktu belajar, dari berbagai eksperimen telah dibuktikan bahwa belajar yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat adalah sesuatu yang tidak efisien.
g. Membatasi kelupaan, sesuatu materi pelajaran yang telah kita pelajari sering sekali untuk kita lupakan. Untuk menghindari hal yang demikian maka perlunya pengulangan atau mengkaji kembali pelajaran yang telah kita pelajari. Adanya pengulangan ini sangat penting, terutama bagi bahan pelajaran yang sangat luas dan memakan waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya.
h. Menghafal, metode ini berguna sekali terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang banyak dalam waktu relatif singkat seperti misalnya belajar untuk mengahadapi ujian, namun sebenarnya metode ini kurang baik karena hasilnya apa yang sudah di hapal cenderung akan mudah untuk dilupakan ketika sudah tidak membutuhkannya lagi.
i. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan, di dalamnya terdapat korelasi negatif antara kecepattan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuai tersebut.
j. Belajar fokus pada kajian yang dipelajari, dalam artian dalam satu waktu hanya fokus mengkaji suatu hal dan tidak mencampur adukan berbagai macam pelajaran yang justru membuat belajar menjadi tidak fokus.
Selain berbagai metode menurut Pintner dalam belajar di atas, berikut ini adalah saran-saran yang dikemukakan oleh Crow & Crow mengenai efisiensi belajar, seperti berikut:
1. Miliki dahulu apa tujuan anda dalam belajar.
2. Usahakan adanya tempat belajar yang representatif.
3. Jaga kondisi fisik sehingga tidak mengganggu konsentrasi.
4. Rencanakanlah waktu belajar dan disiplin dalam menepati nya.
5. Luangkan waktu untuk beristirahat ketika sedang belajar.
6. Temukan kalimat inti atau topik dari setiap paragraf yang dipelajari.
7. Gunakan metode pengulangan dalam hati.
8. Lakukan metode belajar keseluruhan apabila memungkinkan.
9. Usahakan dapat membaca cepat dan cermat serta teliti.
10. Buatlah catatan-catatan yang berguna sebaqgai rangkuman secara rapih.
11. Konsentrasi dan fokus dalam belajar.
12. Telitilah secara mendalam pendapat-pendapat beberapa pengarang.
13. Belajarlah dengan menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya.
14. Analisalah kebiasaan belajar yang dilakukan dan cobalah untuk memperbaki kelemahan-kelemahannya.
15. Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut.
Demikian pembahasan mengenai pengertian belajar dan faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam proses kegiatan belajar tersebut. Maka
dengan cara-cara di atas tentunya kita menginginkan apa yang menjadi
tujuan dan pencapaian dalam belajar dapat diraih dengan baik.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk. Adapun faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal dari dalam diri
orangnya tersebut dan faktor yang berasal dari luar orang tersebut atau bisa
disebut faktor sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.Purwanto, Ngalim. 2013. Psikologi Pendidikan. Cet.26. Bandung: Rosda Karya
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar untuk "Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya"
Posting Komentar