Gangguan Kepribadian (Pengertian dan Jenis-jenisnya)

 

Gangguan Kepribadian 

(Pengertian dan Jenis-jenisnya)


Oleh: Rahman Abdullah

Kepribadian atau personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu prospon atau persona, yang memiliki arti “topeng” yang sering dipakai oleh seniman dalam kontes teater. Para pemeran teater tersebut berprilaku sebagaimana ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng tersebut merefresentasikan ciri dari kepribadian tertentu. Maka istilah keperibadian atau personalitas itu memiliki pengertian awal yang di tangkap oleh masyarakat luas adalah tingkah laku yang ditonjolkan kepada lingkungan sosial dan merupakan kesan tentang diri yang diinginkan agar dapat dipahami oleh lingkungan sosial.[1]

Seseorang yang memiliki sifat dan tingkah laku yang dianggap positif dalam kehidupan sosial dan tidak melanggar norma-norma yang telah disepakati dalam lingkungan tersevut cenderung akan dicap sebagai seseorang yang berkepribadian baik dan berkepribadian normal. Namun apabila sebaliknya, seseorang memiliki sifat dan sikap yang negatif, maka akan dicap sebagai seorang yang memiliki gangguan dalam diri nya, terutama gangguan kepribadian.

 

A.    A. Pengertian Gangguan Kepribadian

Banyak ahli yang mendefinisiakan kepribadian tersebut, menurut Pervin, kepribadian adalah semua karakteristik seseorang atau sifat umum yang ada pada diri banyak orang yang mengakibatkan pola menetap merespon suatu situasi. Menurut Hilgard dan Marquis, kepribadian adalah nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampakan diri secara mengesankan. Sedangkan menrut Stern kepribadian ialah kehidupan seseorang secara menyeluruh, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kesanggupannya bertahan dan membuka diri serta kemampuan memperoleh pengalaman.[1]

Kepribadian sebagaimana yang telah didefinisikan di atas sebagai sesuatu yang dimiliki oleh setiap orang dan orang memiliki kepribadiannya masing-masing. Maka ketika ada sesuatu yang salah dalam kepribadian seseorang tersebut maka akan timbul apa yang dinamakan gangguan kepribadian. Menurut Kaplan dan Saddock gangguan kepribadian merupakan suatu varian dari sifat karakter yang berada di luar kebiasaan atau di luar rentang yang dapat ditemukan di orang secara umum, kemudian sifat kepribadian itu tidak luwes dan cenderung dapat menyebabkan suatu gangguan tingkah laku pada seseorang maka yang demikian tersebut dapat dikatakan sebagai gangguang kepribadian.[2] Orang yang memiliki gangguan kepribadian biasanya memilki tingkah laku yang yang kompleks dan berbeda dari kebanyakan orang.

B.     B. Penyebab Gangguan Kepribadian

Segala seuatu tentu ada penyebabnya karena dalam kehidupan ini ada yang dinamakan hukum kausalitas atau hukum sebab-akibat, maka dari itu seseorang memiliki gangguan kepribadian juga meiliki penyebabnya dan faktor-faktor yang menimbulkan gangguan kepribadian tersebut.

Secara garis besar sebab munculnya gangguan kepribadian pada seseorang tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor, di antaranya ialah faktor biologis, genetik, faktor temperamental dan faktor psikoanalitik. Berikut ini uraian dari keempat faktor tersebut:

 

1.      Faktor Biologis

Keadaan biologis juga dapat berpengaruh pada kepribadian seseorang, sebagai contoh pada seseorang yang memiliki kadar testosterone[3]  tinggi dalam tubuh cenderung memiliki sifat imfulsif[4]. Kemudian pada seseorang yang memiliki gelombang lambat aktivitas elektrofisiologi[5] dalam tubuhnya dapat mencirikan seseorang tersebut memiliki gangguan kepribadian semisal ditemukan pada seseorang yang anti-sosial dan ambang.[6]

2.      Faktor Genetik

Sudut pandang ini melihat bahwa terjadinya gangguan kepribadian lebih karena faktor genetikatau keturunan,  diturunkan dari orang tuanya. Asumsi ini paling jelas ditunjukkan individu-individu yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal[7].

3.      Faktor Temperamental

Temperamen adalah sifat batin yang dapat mempengaruhi perbuatan, pikiran dan perasaan seseorang. Sebagai contoh apabila seseorang ketika masa kecilnya sering mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan atau sering mengalami ketakutan dalam hidupnya maka ketika dewasa mungkin bisa mengalami kepribadian menghindar dari kehidupan sosial dan cenderung berkepribadian anti sosial. Selain itu ditemukan pula bahwa sistem saraf yang pada individu dengan gangguan kepribadian anti sosial berbeda dengan individu yang tidak memiliki gangguan tersebut.[8]

4.      Faktor Psikoanalistik

Menurut Sigmund Freud sifat kepribadian mempunyai hubungan dengan fiksasi[9] pada salah satu tahapan perkembangan psikoseksual. Sebagai contoh pada fase anal (usia 1-3 tahun) yang mana pada fase ini dubur merupakan daerah pokok aktivitas dinamik. Sepanjang tahap anal latihan toilet memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan diri berasal dari fase anal.[10]

Dampak latihan toilet terhadap kepribadian seseorang di masa yang akan datang, tergantung sikap dan metode orang tua dalam pelaksanaannya. Jika orang tua terlalu keras dalam melatihnya bmaka si anak cenderung akan menahan fecesnya dan akan menimbulkan sembelit, hal tersebut dimasa yang akan datang akan menimbulkan sifat keras kepala dan kikir. Sebaliknya apabila orang tua membiarkan anaaknya untuk buang air dimana dan kapan saja tanpa adanya bimbingan toilet training, hal tersebut adalah bibit dari seseorang yang memilki karakter hidup bebas dalam arti memiliki pola hidup yang tidak teratur, jorok, destruktif dan semaunya sendiri.[11]

Orang tua harus membimbing dengan penuh kasih sayang dalam latihan toilet ini dan anak diajak untuk memahami perlunya mengeluarkan feces itu di tempat yang sudah disediakan dan hal tersebut adalah sesuatu hal yang penting, maka di masa mendatang anak akan menjadi seorang yang memiliki daya krativitas dan produktif[12].

C.    C. Jenis-jenis Gangguan kepribadian

Dalam pembahasan gangguan kepribadian ini setidaknya ada empat belas jenis daripada gangguan kepribadian tersebut. Dari keempat belas jenis tersebut memiliki ciri, gejajala yang berbeda-beda dari setiap pengidapanya. Berikut adalah jenis-jenis dari gangguan kepribadian  tersebut.

1.      Paranoid

Menurut teori psikodinamika, orang yang mengidap paranoid cenderung melihat seseorang atau orang lain itu mempunyai motif merusak da negatif. Ditandai dengan adanya perasaan curiga yang berlebihan terhadap orang lain. Mereka seringkali bersikap bermusuhan, gampang tersinggung  dan sering bertanya tentang loyalitas dan kejujuran orang lain. Dalam kehidupan sosial, seseorang yang paranoid terlihat atau nampak sibuk dan efisien, namun sebenarnya mereka seringkali menciptakan ketakutan dan konflik bagi orang lain, serta orang paranoid itu akan selalu dalam situasi waspada dan tidak mampu membedakan antara orang yang membahayakan dan yang tidak.[13]

2.      Skizopital

Skizotipal adalah adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang cenderung menjadi penyendiri. Penderitanya sangat cemas terhadap situasi sosial dan cenderung menyalahkan kegagalan sosialnya kepada orang lain. Orang dengan kepribadian schizotypal bisa mengoceh aneh dan tanpa henti selama percakapan. Di dalam dunia mereka ada khayalan dan fantasi yang mirip seperti anak kecil, pembicaraan dengan orang yang memilki gangguan ini mungkin akan banyak kejanggalan dan hanya mereka sendiri yang paham mengenai arti dari pembicaraan tersebut.

3.      Skizoid

Gangguan ini memiliki ciri-ciri pada seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk hidup bersosial secara aktif dan menikmati kehidupan sosial. Orang dengan gangguan ini terlihat kurang bergairah dalam hidup dan kurang meiliki kehangatan hubungan dengan orang lain dan lebih tertarik untuk menjauhkan diri dari bersosialisasi dan nyaman dalam kesendirian, kurang tertarik pada seks dan cenderung menunda kematangan seksualitas dalam waktu yang tidak di tentukan. Meskipun nampak demikian, orang skizoid juga pada suatu saat dimungkinkan akan mempunyai sesuatu ide yang kreatif dalam kehidupan.[14]

4.      Ambang

Gangguan ini bisa diartikan sebagai ketidak stabilan suasana hati atau mood. Seseorang yang memiliki gangguan ambang akan sulit ditebak suasana hati dan jiwanya karena adanya pergeseran mood yang sulit diduga dan tidak tentu waktunya, seseorang yang meiliki ambang misalnya ketika dalam suasana senang namun tiba-tiba merasa sedih, atau bingung. Apabila ada sesuatu yang tidak menyenangkan dalam hidup mereka cenderung akan diekspresikan dengan menyakiti diri sendiri, sperti menyayat tubuh sendiri guna mendapatkan perhatian dari orang lain. Orang yang memiliki ambang ini evaluasi dirinya selalu negatif, tidak percaya diri dalam bersikap dan tidak memiliki atau susah merencanakan sesuatu dalam jangka panjang serta memiliki motivasi diri yang rendah.[15]

5.      Antisosial

Kemunculan gangguan antisosial ini sering ditemukan di daerah perkotaan yang memiliki budaya urban dan masyarakat yang sering berpindah-pindah. Antisosial sering muncul pada seseorang yang menginjak usia remaja yang ditunjukkan dengan tingkah laku nakal, lari dari rumah, melakukan pencurian, merusak, berbohong dan tindakan negatif lainnya. Pola tersebut apabila terbawa sampai dewasa maka akan memiliki sesuatu perilaku yang negatif seperti tidak memilki tanggung jawab dalam berbagai hal, bertindak melawan hukum, kriminal, gegabah dalam melakukan sesuatu dan tidak memiliki konsistensi dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Adapun penyebab timbulnya gangguan ini adalah adanya ketidak harmonisan dalam hubungan keluarga, tidak adanya perhatian yang memadai oleh orang tua kepada anaknya, orang tua yang cenderung membiarkan sesuatu hal negatif yang dilakukan oleh anaknya.[16]

6.      Narsistik

Narsistik ini bisa dikatakan unik, karena seseorang yang memiliki gangguan narsistik akan mengagap dirinya sebagai seorang yang meiliki sesuatu yang patut di banggakan dan dia merasa sebagai seseorang yang sangat penting. Mereka akan bersikap tidak senang kepada orang yang mengkritik diri mereka atau bahkan mereka tidak akan menanggapi kritik yang dilayangkan kepada mereka. Seseorang yang narsistik sulit menunjukan rasa empati[17], dan mereka akan berpura-pura simpati[18] guna mencapai tujuan pribadi.

7.      Histrionik

Gangguan ini di tandai dengan adanya tingkah laku yang berlebihan, mendramatisir. Seseorang dengan gangguan ini sering berpenampilan megah dan lebih dari orang lain untuk mencari perhatian yang tinggi. Mereka akan memperbesa apa yang mereka pikirkan dan perasaan mereka, membuat sesuatu lebih daripada kenyataannya. Perilaku penggoda yang sering ditemukan di laki-laki atau perempuan bisa di artikan sebagai ciri dari histrionik. Namun pada kenyataannya seseorang dengan gangguan ini memiliki disfungsi psikoseksual, seperti halnya pada pria yang impotant dan perempuan yang mengalami anorgasmik.[19]

8.      Dependen

Seseorang yang meiliki gangguan ini cenderung tidak mempunayi kepercayaan diri dalam kehidupan. Orang dengan gangguan ini sering mengenyampingkan kebutuhan pribadinya dan lebih mementingkan orang lain. Orang dengan gangguan ini tidak mampu menentukan keputusan sendiri tanpa pertimbangan dari orang banyak, cenderung pesimis dalam menghadapi kehidupan dan ragu terhadap kemampuan dri, pasif dan takut untuk mengekspresikan perasaan seksual yang agresif.[20]

9.      Menghindar

Orang dengan gangguan menghindar menonjolkan kepekaan terhadap apa yang dinamakan penolakan yang bisa berakibat penarikan diri orang tersebut dari kehidupan sosial. Sebetulnya mereka itu bukan seseorang yang asosial, karena mereka masih ingin bersosialisasi. Namun karena mereka sangat sensitif terhadap sikap penolakan maka mereka akan mudah keliru dalam menafsirkan apa yang orang lain lakukan terhadapnya dan sering mereka salah paham mengenai apa yang orang lain perbuat dan mereka menganggapya sebagai suatu yang merugikan atau menghina dirinya. Pada kebanyakan kasus seorang yang memiliki gangguan ini adalah pribadi yang pemalu.[21]

10.  Pasif- Agresif

Seseorang yang mengidap gangguan ini memiliki sikap sering menunda-nunda sesuatu hal sehingga menjadi tidak efisien, tidak suka perintah untuk menunjukan kinerja yang maksimal, tidak bersedia meminta maaf apabila melakukan keasalahan dan cenderung akan mencari kesalahan orang lain. Seseorang yang memilki gangguan ini tidak memiliki percaya diri dalam hidup dan pesimis dalam menghadapi hidup di masa yang akan datang.[22]

11.  Obsesif-Kompulsif

Orang yang memiliki gangguan ini akan berperilaku serba terorganisir dan tertib dan cenderung keras kepala. Orang dengan gangguan ini akan selalu hidup dalam keteraturan, kebersihan, perincian terhadap apapun dan ingin mencapai sesuatu dengan sempurna. Karena itu orang dengan gangguan ini sering tidak meiliki rasa humor dan selalu serius dalam tingkah laku yang cenderung mengarah kepada sikap yang kaku. Kemudian perlu diketahui apabila orang dengan gangguan ini mendapatkan sesuatu atau mencapai sesuatu yang tidak sesuai atau tidak sempurna maka ia akan merasa menjadi seseorang yang tidak berharga.[23]

12.  Defresif

Gangguan ini dialami oleh orang-orang yang pesimistis, terikat oleh peraturan dan sering meragukan diri sendiri dan rendah diri. Mereka sangat gampang untuk mengekspesikan ketidak mampuannya dan mudah berputus asa. Orang dengan gangguan ini terlalu perfeksionistik, sangat berhati-hati, fokus dengan pekerjaannya, mudah merasa minder ketika berada di lingkungan yang baru serta sering ragu-ragu dalam mengambil keputusan sehingga menghambat untuk berkembang.[24]

13.  Sadistik

Gangguan sadistik adalah gangguang kepribadian yang sangat kontroversial, dimana orang dengan sdaistik akan memperlihatkan perilaku kekejaman dan mengancam terhadap orang lain.  Pada umumnya orang yang memiliki gangguang tersebut tertaik pada penyiksaan, senjata cidera dan sebagainya, dan mereka akan merasa puasa apabila melakukan tindakan yang abnormal tersebut.

Dari sekian banyak gangguan kepribadian yang telah di jelaskan di atas, ada cara untuk menangani perilaku-perilaku abnormal tersebut, yaitu melalui metode terapi psikologis atau kejiwaan denagn di bimbing oleh seorang psikiater atau orang yang ahli dalam hal tersebut.

Gangguan kepribadian merupakan suatu varian dari sifat karakter yang berada di luar kebiasaan atau di luar rentang yang dapat ditemukan di orang secara umum, kemudian sifat kepribadian itu tidak luwes dan cenderung dapat menyebabkan suatu gangguan tingkah laku pada seseorang. Secara garis besar sebab munculnya gangguan kepribadian pada seseorang tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor, di antaranya ialah faktor biologis, genetik, faktor temperamental dan faktor psikoanalitik.Kemudian jenis-jenis gangguan itu diantaranya ialah paranoid, skizoid, asosial dan lain sebagainya.

 

Daftar Pustaka

Alwisol. 2015. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Kaplan & Saddock. 1997. Sinopsis Psikiatri: Ilmu pengetahuan Psikiatri Klinis.       Jakarta: Binarupa Aksara

Martaniah, Sri Mulyani. 1999. Psikologi Abnormal. Yogyakarta.

KBBI Online. (https://kbbi.web.id)

www.wikipedia.com

 

 

 



[1] Ibid, hal. 7-8

 

[2] Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 242.

[3] Testosterone adalah hormon yang berfungsi untuk memebentuk tulang dan kepadatan tulang serta pembentukan kekuatan otot. www. wikipedia. com

 

[4] Impulsif bisa diartikan sebagai bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati, KBBI online.

 

[5] Elektrofisiologi ialah studi sifat kelistrikan sel dan jaringan biologis, yang melibatkan pengukuran perubahan voltase atau arus listrik pada sejumlah skala dari protein saluran ion, ke semua jaringan seperti jantung. Dalam neurosains, elektrofisiologi melibatkan pengukuran aktivitas listrik neuron, dan khususnya aktivitas potensial aksi. www.wikipedia. com

 

[6] Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 244.

 

[7] Skizotipal adalah adalah gangguan kepribadian yang membuat seseorang cenderung menjadi penyendiri. Penderitanya sangat cemas terhadap situasi sosial dan cenderung menyalahkan kegagalan sosialnya kepada orang lain. Orang dengan kepribadian schizotypal bisa mengoceh aneh dan tanpa henti selama percakapan. www. wikipedia.com

[8] Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 243.

 

[9] perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan, KBBI Online.

[10] Alwisol, 2015, Psikologi Kepribadian, Malang, UMM Press, hal. 30-31

 

[11] Ibid.

 

[12] Ibid.

[13] Sri Mulyani Martaniah, 1999, Psikologi Abnormal, Yogyakarta, hal. 74

 

[14] Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 250.

                                                                                    

[15] Sri Mulyani Martaniah, 1999, Psikologi Abnormal, Yogyakarta, hal. 73

 

[16] Ibid. hal. 71

 

[17] Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. KBBI online.

 

[18] Simpati ialah rasa kasih dan keikutsertaan dalam merasakan perasaan orang lain. KBBI oline.

[19] Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 20

 

[20] Ibid, hal. 264

 

[21] Sri Mulyani Martaniah, 1999, Psikologi Abnormal, Yogyakarta, hal. 77

[22] Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 268

 

[23] Sri Mulyani Martaniah, 1999, Psikologi Abnormal, Yogyakarta, hal. 79

 

[24] Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 27.

 



[1] Alwisol, 2015, Psikologi Kepribadian, Malang, UMM Press, hal. 7

Tidak ada komentar untuk "Gangguan Kepribadian (Pengertian dan Jenis-jenisnya)"